Makam Terkunci Beton Indogrosir: Kisah Pilu Ahli Waris Tjoddo

BERITA UTAMA109 Dilihat

Makassar, Realitafakta.com – Di balik megahnya bangunan Indogrosir Makassar, ada kisah pilu keluarga besar Tjoddo.

Meski tanah itu sudah mereka bayar pajaknya hingga Rp122 juta, hak kepemilikan mereka justru terampas dan dikuasai korporasi besar.

Setiap tahun, Abd. Jalali Dg. Nai menyetorkan pajak bumi dan bangunan (PBB) ke Bapenda.

Negara menerimanya tanpa ragu. Tapi ironisnya, tanah yang pajaknya ia bayar tak bisa ia injak. Pagar beton Indogrosir kini memagari lahan itu.

“Kami hanya bisa melihat dari luar. Pajak kami diterima, tapi tanah kami diambil. Bahkan makam leluhur kami kini terkunci di balik tembok,” ucap seorang ahli waris dengan suara bergetar, Rabu (9/10).

Penderitaan ini menunjukkan wajah asli ketimpangan agraria di Indonesia: rakyat membayar kewajiban, tapi haknya tak pernah kembali.

Indogrosir, yang berdiri di atas lahan sengketa, terus beroperasi. Sementara keluarga Tjoddo harus hidup dalam kesedihan, kehilangan tanah leluhur, bahkan kesulitan berziarah ke makam orang tua mereka.

Aktivis senior Sulsel, Roman, menyebut, “Ini bukan sekadar konflik tanah, ini kejahatan negara. Rakyat dipaksa membayar, sementara korporasi menikmati.” ujarnya, Rabu (10/9).

Kasus ini adalah ironi: rakyat menghidupi negara dengan pajak, tapi negara menutup mata saat hak mereka dirampas. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *